Investor GQG Partners Mengalami Penurunan Saham Setelah UBS Menurunkan Peringkat
Investor besar dalam Grup Adani, GQG Partners, mengalami penurunan saham sebanyak 15,74% pada hari Senin setelah bank Swiss UBS menurunkan peringkat saham tersebut dari “beli” menjadi “netral” pada hari Jumat.
Penurunan Saham GQG Partners
UBS juga memangkas harga target GQG dari AU$3,30 menjadi AU$2,30. Saham tersebut diperdagangkan pada harga AU$2,08 pada pukul 14:52 waktu Sydney.
Ini merupakan penurunan pertama perusahaan Swiss tersebut terhadap saham sejak mulai meliput GQG pada tahun 2022. Perusahaan investasi yang terdaftar di Australia ini merupakan investor terbesar keempat dalam perusahaan unggulan Adani Enterprises.
Rekor Penurunan Saham
Saham GQG turun ke level intraday terendah sebesar AU$1,96 pada 21 November setelah terungkap bahwa Ketua Adani Group, Gautam Adani, telah didakwa atas tuduhan penipuan di New York. Saham tersebut turun sebanyak 25%, menandai penurunan satu hari terdalam perusahaan investasi tersebut sejak penawarannya.
Perusahaan tersebut mengatakan dalam email kepada CNBC pada 21 November bahwa mereka memantau situasi Adani, dan sedang “meninjau detail yang muncul dan menentukan tindakan apa pun yang tepat untuk portofolio kami.”
Diversifikasi Portofolio
Perusahaan investasi juga menyoroti bahwa portofolio mereka memiliki “investasi yang terdiversifikasi,” dengan lebih dari 90% aset klien diinvestasikan dalam penerbit yang tidak terkait dengan Adani Group.
GQG telah mendapatkan miliaran dengan berinvestasi di Adani setelah saham grup tersebut turun pada Januari 2023 setelah laporan penjual pendek oleh Hindenburg Research dari New York.
Kesimpulan
Dengan demikian, penurunan saham setelah dakwaan Adani, saham grup telah mulai pulih. Adani Green Energy, yang merupakan perusahaan yang menjadi sorotan dakwaan di AS, naik 22% pada hari Jumat.
“Saat kita melalui proses hukum, saya ingin mengonfirmasi kembali komitmen kami yang absolut terhadap kepatuhan regulasi kelas dunia,” kata Adani dalam pernyataannya mengenai dakwaan tersebut.
— Kontribusi dari Anniek Bao CNBC untuk laporan ini.