Aturan Pengereman Utang yang Membantu Runtuhnya Pemerintah Jerman: Kreatif, Unik, dan Menggugah

Rem Brake dan Politik Jerman: Kontroversi di Balik Kebijakan Fiskal

Kekacauan di Pemerintahan Jerman

Pada awal bulan ini, ketika pemerintahan Jerman runtuh, bentrokan di dalam koalisi pemerintahan sebelumnya tentang kebijakan ekonomi dan anggaran seringkali disebut sebagai faktor kunci — dengan pemberlakuan rem brake negara menjadi peran sentral.

Menteri Keuangan sebelumnya Christian Lindner, yang pemecatannya menjadi pemicu bagi pembubaran koalisi pemerintahan, mengatakan kepada pers pada awal November bahwa Kanselir Jerman Olaf Scholz telah meminta agar rem brake dijeda, permintaan yang tidak bisa dia terima.

Apa Itu Rem Brake?

Rem brake Jerman, atau ‘Schuldenbremse,’ adalah aturan fiskal yang merupakan bagian dari konstitusi Jerman. Rem brake membatasi seberapa besar utang yang bisa diambil oleh pemerintah, dan menetapkan bahwa defisit anggaran struktural pemerintah federal tidak boleh melebihi 0,35% dari Produk Domestik Bruto tahunan negara tersebut.

Titik Kontroversi

Di dalam koalisi pemerintahan yang sekarang sudah bubar, pandangan tentang rem brake berbeda.

SPD Scholz misalnya telah berulang kali menganjurkan reformasi rem brake, menyerukan cakupan yang lebih luas untuk apa yang bisa dianggap sebagai situasi darurat yang layak untuk menangguhkan, misalnya perubahan iklim dan perang Rusia-Ukraina.

Masa Depan Rem Brake

Saat perhatian kini beralih ke pemilihan mendatang, pertanyaan tentang masa depan rem brake di bawah pemerintahan koalisi baru muncul. Survei menunjukkan bahwa partai oposisi saat ini, partai demokrat Kristen, akan mendapatkan suara terbanyak dan oleh karena itu akan menunjuk kanselir berikutnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *