Keputusan Penting Bank Sentral Tiongkok dalam Menghadapi Tekanan Ekonomi Global
Pada hari Senin, Bank Sentral Tiongkok memutuskan untuk menjaga suku bunga pinjaman jangka menengah tetap, sebagai upaya untuk menstabilkan nilai tukar yuan yang mengalami tekanan setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS.
Keputusan Bank Sentral Tiongkok
Bank Sentral Tiongkok mempertahankan suku bunga fasilitas pinjaman jangka menengah tidak berubah pada 2,0% untuk pinjaman senilai 900 miliar yuan ($124,26 miliar) kepada beberapa lembaga keuangan, menurut pernyataan resmi bank.
Reaksi Pasar
“Ini adalah langkah yang sudah diharapkan, mengingat likuiditas pasar yang tetap cukup,” kata Bruce Pang, kepala ekonom dan Kepala Riset, Greater China di JLL, mengutip langkah PBOC pada bulan Oktober yang menginjeksikan 500 miliar yuan ke dalam sistem perbankan.
Proyeksi Suku Bunga
Wang Tao, kepala ekonom China di UBS Investment Bank, memperkirakan suku bunga fasilitas pinjaman jangka menengah akan tetap di 2,0% tahun ini sebelum turun menjadi 1,2% pada akhir 2025, dan 1,0% pada tahun 2026.
Ekspektasi Masa Depan
Zhiwei Zhang, presiden dan kepala ekonom di Pinpoint Asset Management, memperkirakan PBOC akan menahan pemotongan suku bunga lebih lanjut hingga pemerintahan AS yang baru dilantik pada bulan Januari, yang diperkirakan akan memberlakukan tarif lebih tinggi pada ekspor Tiongkok.
Kesimpulan
Dalam menghadapi tekanan ekonomi global, Bank Sentral Tiongkok terus melakukan langkah-langkah strategis untuk menjaga stabilitas ekonomi dalam negeri. Dengan mempertahankan suku bunga pada level yang stabil, diharapkan ekonomi Tiongkok dapat tetap kuat dan berdaya saing di pasar global.