Maersk Mengungkapkan Kapal Baru Berbahan Bakar Ganda dengan Metanol – Inovasi Terbaru!

Perkembangan Terbaru di Industri Pengiriman dan Logistik

Pada tanggal 24 Juni 2024, kapal kargo Gunde Maersk bersandar di Pelabuhan Oakland, California.

Peluncuran Kapal Baru oleh Maersk

Perusahaan pengiriman dan logistik berbasis Denmark, Maersk, baru-baru ini mengungkapkan kapal dual-fuel metanol terbarunya di negara Asia Tenggara pada hari Kamis sebagai bagian dari upaya dekarbonisasi industri.

Kapal yang baru dinamai A.P. Møller memiliki panjang 350 meter dan menjadi bagian dari armada kapal Maersk yang mampu berjalan dengan metanol serta bahan bakar laut tradisional.

Direktur Eksekutif Maersk Asia-Pasifik, Ditlev Blicher, mengatakan kepada CNBC bahwa kapal-kapal ini mewakili teknologi terbaru yang siap untuk mendekarbonisasi pengiriman.

“Teknologi ini memungkinkan industri beralih dari bahan bakar hitam atau bahan bakar fosil menjadi apa yang kami sebut E-metanol, atau metanol hijau, yang secara signifikan mengurangi emisi karbon dari pengiriman normal,” katanya.

Pentingnya Metanol Hijau

Metanol hijau dapat mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 65% dibandingkan dengan bahan bakar referensi fosil. Meskipun sebagian besar diproduksi dari bahan bakar fosil, metanol juga dapat dibuat dari sumber energi berkelanjutan dan terbarukan.

Kapal yang menggunakan metanol hijau dapat menghemat hingga sekitar 280 ton CO2 per hari, menjadi langkah kunci dalam mencapai tujuan perusahaan untuk mencapai emisi nol pada tahun 2040.

Metanol hijau juga memiliki kandungan sulfur yang lebih rendah, mengurangi emisi sulfur oksida yang berkontribusi pada polusi udara dan hujan asam.

Masa Depan Pengiriman

Sebagai perusahaan pengiriman maritim terbesar di dunia, Maersk menjadi penggerak tren penting untuk perdagangan global, dengan banyak perusahaan lain mengikuti langkahnya dalam penggunaan metanol.

Menurut Blicher, sekitar 170 kapal dual-fuel metanol sedang dipesan oleh seluruh industri, yang membantu membangun skala.

Perusahaan, industri, dan klien kami semakin berinvestasi dalam teknologi ini untuk mencapai tujuan dekarbonisasi mereka sendiri.

Regulasi dan Perkembangan Masa Depan

Meskipun membangun ekonomi skala sangat penting, Blicher percaya bahwa akan diperlukan langkah lebih lanjut untuk menggeser industri dari bahan bakar hitam, dengan biaya produksi metanol yang lebih tinggi.

Ia berharap bahwa pergeseran ini akan datang dari regulasi yang mendiskreditkan bahan bakar hitam.

Singapura, sebagai pelabuhan bunker terbesar di dunia, telah memimpin berbagai inisiatif untuk mempromosikan pengiriman berkelanjutan.

Kesimpulan

Dengan perubahan menuju penggunaan metanol hijau dalam industri pengiriman dan logistik, Maersk terus menjadi pemimpin dalam upaya dekarbonisasi. Diharapkan bahwa langkah-langkah ini akan membawa perubahan positif dalam upaya menjaga lingkungan dan mengurangi dampak karbon.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *