Menyimpan Kaki-Kaki di Dunia Korporat dan Membangun Hotel di Surga Selancar di Filipina: Kehidupan Pulau yang Penuh Kesibukan

Pasangan Ini Tinggalkan Pekerjaan Korporat di Kota Besar untuk Buka Hotel di Pulau

  • Heidi Ganaden dan suaminya meninggalkan pekerjaan korporat di kota besar untuk membuka hotel di sebuah pulau.
  • Pasangan ini pindah dari Manila, ibu kota Filipina, ke Siargao, yang juga dikenal sebagai ibu kota selancar negara tersebut.
  • Satu pandemi dan badai topan kategori 5 kemudian, mereka akhirnya menetap dalam kehidupan baru mereka.

Heidi Ganaden dan suaminya tidak pernah membayangkan bahwa mereka akan mengelola hotel di tepi pantai di Siargao, sebuah pulau yang dikenal sebagai ibu kota selancar Filipina.

Pindah dari Kota Besar ke Pulau, Mengubah Hidup Korporat Menjadi Santai

Pasangan ini bekerja di pekerjaan korporat dan tinggal di Manila, ibu kota. Heidi bekerja di industri telekomunikasi, sementara suaminya adalah seorang arsitek lanskap.

Pengalaman Baru di Pulau Siargao

Sebagai peselancar yang gemar, pasangan ini menikmati berada di tepi pantai tetapi tidak terlalu familiar dengan Siargao; Ganaden pernah mengunjungi sekali pada tahun 2005, sementara suaminya belum pernah ke sana sebelumnya.

Pulau itu adalah salah satu dari lebih dari 7.000 pulau yang membentuk Filipina.

Pasangan Melepas Pekerjaan Korporat di Kota untuk Berbisnis di Pantai Siargao, Filipina

Heidi Ganaden dan suaminya pindah dari Manila, ibu kota Filipina, ke Siargao untuk membuka hotel.

Pengalaman Positif di Pulau Siargao

Namun, perjalanan akhir pekan singkat pada tahun 2018 – hanya dua jam penerbangan dari Manila – untuk mengunjungi beberapa teman yang mencoba mendirikan bisnis di sana meninggalkan mereka dengan kesan yang baik tentang pulau tersebut.

Tidak lama setelah mereka kembali ke Manila, mereka menerima telepon dari teman-teman mereka di Siargao tentang tanah di tepi pantai yang tersedia untuk disewa.

“Mereka pikir, OK, mungkin kita bisa mencoba dan melihatnya. Pasangan yang berasal dari Manila, Filipina, memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan korporat mereka dan memulai petualangan baru di Pulau Siargao. Mengutip Business Insider, Ganaden, 46 tahun, mengatakan, “Mungkin kita bisa membangun pondok kecil sehingga kita bisa pergi ke Siargao, dan kita akan memiliki tempat di mana kita bisa tinggal.”

Rencana Awal Membangun Rumah untuk Surfing

Mereka awalnya ingin membangun rumah tempat mereka bisa tinggal setiap kali mereka mengunjungi pulau itu untuk berselancar. Namun, ketika mereka melihat lahan yang akan dibeli, mereka menyadari bahwa lokasinya sangat strategis dan populer di kalangan wisatawan. Berbagai tempat makan baru juga bermunculan di sekitar area tersebut.

Perkembangan Pariwisata di Siargao

Mereka juga melihat bahwa semakin banyak orang yang mengunjungi Siargao, dan akhirnya memutuskan bahwa mungkin lebih baik untuk membangun akomodasi daripada rumah pribadi. Ganaden mengungkapkan, “Sebenarnya kami tidak memiliki ide untuk membangun hotel pada awalnya. Itu benar-benar kebetulan.”

Keputusan untuk Membangun Akomodasi

Dengan melihat potensi pertumbuhan pariwisata di Siargao, pasangan ini akhirnya memutuskan untuk membangun sebuah hotel boutique di pulau itu. Mereka ingin memberikan pengalaman yang unik dan berbeda bagi para wisatawan yang berkunjung ke Siargao.

Rencana Masa Depan

Meskipun awalnya hanya ingin memiliki tempat tinggal sederhana, pasangan ini sekarang memiliki rencana yang lebih besar untuk mengembangkan bisnis akomodasi mereka di Siargao. Mereka berharap dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan pariwisata di pulau itu dan memberikan pengalaman berlibur yang tak terlupakan bagi para tamu mereka. Pasangan ini telah menandatangani sewa selama 15 tahun dan mulai membersihkan lahan pada akhir tahun. Mereka lebih memilih untuk merahasiakan jumlah yang mereka habiskan untuk sewa tersebut.

Mereka mulai membangun pada tahun 2019. Pada tahun yang sama, Ganaden dan suaminya memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan mereka untuk fokus pada proyek ini.

“Kami pikir sekarang atau tidak sama sekali,” kata Ganaden. “Kami tidak tahu apa yang kami lakukan, tapi kami melakukannya karena kami berinvestasi di dalamnya. Kami berada di lokasi pusat, dan kami merasa sayang untuk hanya menawarkannya untuk disewa jangka panjang, jadi akhirnya kami mendirikan sebuah hotel kecil.” Pasangan ini memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan kantoran mereka dan membuka hotel di pulau surga Siargao, Filipina. Mereka berharap dapat membuatnya berhasil.

Proses Konstruksi Hotel Mereka

Proses konstruksi hotel mereka dilakukan secara bertahap, dan mereka mengontrak sekitar 15 kontraktor untuk membantu. Ganaden memperkirakan bahwa mereka menghabiskan sekitar 20 juta peso Filipina, atau sekitar $340,000, untuk konstruksi hotel.

Tantangan dalam Proses Pembangunan

Proses pembangunan ini penuh dengan tantangan. Sulit untuk menemukan bahan baku dan pekerja konstruksi yang terampil di pulau yang sedang berkembang tersebut. Menurut Ganaden, sulit untuk menemukan tenaga kerja yang terampil dan terampil di pulau tersebut.

(Sumber Gambar: Lubihan Siargao)

Pasangan ini menghadapi berbagai masalah selama proses pembangunan hotel mereka. Namun, mereka tetap bertekad untuk membuatnya berhasil. Mereka ingin memberikan pengalaman yang luar biasa bagi para tamu mereka dan berharap bahwa hotel mereka akan menjadi tempat yang populer di Siargao. Pembangunan Hotel di Pulau Siargao, Filipina: Kisah Pasangan yang Meninggalkan Pekerjaan Korporat Untuk Merintis Usaha di Pantai

Pulau Siargao, Filipina – Pasangan ini memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan korporat mereka di kota untuk merintis usaha baru di pantai pulau Siargao. Meskipun pulau ini sedang berkembang, namun sulit untuk menemukan bahan baku dan pekerja konstruksi terampil, ungkap Ganaden.

Kesulitan dalam Mencari Bahan Baku dan Pekerja Konstruksi

Ganaden menjelaskan, “Bayangkan seluruh pulau di mana semua orang membangun hanya dengan dua toko peralatan bangunan.” Situasi ini membuat mereka kesulitan dalam menyelesaikan proyek pembangunan hotel mereka di Siargao.

Menggunakan Bahan Prefabrikasi dan Kontraktor dari Manila

Untuk memenuhi jadwal proyek mereka, pasangan ini memutuskan untuk menggunakan bahan prefabrikasi. Semua bahan dibawa dari Manila ke Siargao – bahkan kontraktor yang mereka sewa juga berasal dari sana.

Menamai Hotel Mereka “Lubihan”

Ganaden menyebut hotel mereka dengan nama “Lubihan,” sebuah istilah dalam dialek lokal yang mengacu pada kebun kelapa yang dulunya tumbuh di atas tanah tersebut. Langkah ini diambil untuk mengenang keindahan alam yang pernah ada di pulau Siargao.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *