Pemerintah Jepang Khawatir tentang Rencana Akuisisi Circle-K Terhadap 7-Eleven
Pemerintah Jepang mengungkapkan kekhawatiran terhadap rencana Induk Circle-K, Alimentation Couche-Tard (ACT), yang berencana untuk mencaplok 7-Eleven. Menteri Ekonomi Jepang, Ryosei Akazawa, menyatakan bahwa potensi akuisisi ini dapat berdampak pada keamanan negara.
Keberadaan 7-Eleven selama ini dianggap penting dalam membantu masyarakat dalam situasi darurat, seperti saat terjadi bencana. Namun, jika perusahaan ini diakuisisi oleh pihak asing dan dijalankan semata-mata untuk mencari keuntungan, maka hal ini dapat menimbulkan masalah.
Seven & I, pemilik 7-Eleven di Jepang, telah menolak tawaran dari Circle-K. Mereka sedang dalam pembicaraan untuk menjadikan perusahaan tersebut sebagai perusahaan tertutup guna melindungi dari upaya pengambilalihan.
Kesepakatan potensial antara Circle-K dan 7-Eleven bernilai hingga US$ 38,5 miliar. Namun, Seven & I telah menegaskan bahwa mereka akan menolak setiap proposal yang menghilangkan nilai intrinsik perusahaan atau gagal mengatasi masalah regulasi yang nyata.
Meskipun Seven & I sempat menyatakan akan terbuka untuk tawaran yang lebih tinggi, mereka tetap berpegang pada prinsip untuk melindungi nilai perusahaan dan kepentingan pemegang saham.
Berita tentang potensi akuisisi ini telah membuat saham Seven & I meningkat, mendorong nilai pasarnya di atas US$ 38 miliar. Pemerintah Jepang terus memantau perkembangan ini dengan hati-hati untuk memastikan keamanan negara terjaga.
(Artikel ini disusun oleh aid/hns)











