Inflasi Korea Selatan Naik, Bank Sentral Memotong Suku Bunga

Pedagang berjalan melewati warung makanan dan toko-toko di distrik perbelanjaan Myeongdong di Seoul pada 26 Maret 2024.

Anthony Wallace | AFP | Getty Images

Penyebab Kenaikan Inflasi

Angka inflasi Korea Selatan naik pada bulan November menjadi 1,5% tahun ke tahun, dari level terendah dalam 45 bulan pada bulan Oktober, karena negara tersebut menghadapi pelemahan won Korea dan melambatnya ekspor.

Angka ini lebih tinggi dari pembacaan inflasi Oktober sebesar 1,3%, dan lebih rendah dari perkiraan 1,7% yang diharapkan oleh para ekonom yang disurvei oleh Reuters.

Langkah Bank Sentral

Pada Kamis lalu, bank sentral Korea Selatan memotong suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 3%, menandai kali pertama Bank of Korea melakukan dua pemotongan berturut-turut sejak tahun 2009.

BOK mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pemotongan tersebut bertujuan untuk “mengurangi risiko downside terhadap ekonomi.” Korea Selatan dengan susah payah menghindari resesi teknis di kuartal ketiga, dengan PDB tumbuh 0,1% secara kuartalan, menurut perkiraan awal bank, mengikuti kontraksi sebesar 0,2% di kuartal kedua.

Proyeksi Inflasi

Tentang inflasi, BOK mengatakan dalam pernyataannya bahwa harga telah stabil, dan diperkirakan akan tetap stabil karena penurunan harga minyak global dan tekanan permintaan yang mereda.

BOK juga menurunkan proyeksi inflasi utama untuk tahun 2024 dan 2025 menjadi 2,3% dan 1,9%, secara berurutan, turun dari proyeksi sebelumnya sebesar 2,5% dan 2,1%.

Dampak Pelemahan Mata Uang

Mata uang Korea Selatan melemah terhadap dolar AS pada bulan Oktober dan November, mencapai level tertinggi dalam dua tahun sebesar 1.411,31 karena kekhawatiran akan tarif dari pemerintahan Trump yang baru. Data dari World Integrated Trade Solution platform — yang disediakan oleh Bank Dunia — menyebutkan AS sebagai mitra perdagangan terbesar kedua Korea Selatan.