Sri Mulyani Beri Sinyal Pemangkasan Anggaran Lanjut 2026

Efisiensi Belanja APBN 2025: Menteri Keuangan Sri Mulyani Menegaskan Tujuan

Pengantar
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah menyatakan tujuan efisiensi belanja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 dalam rapat dengan Komisi XI DPR RI. Tujuan efisiensi ini adalah untuk mempertajam tujuan Asta Cita pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan menjadi landasan dalam penyusunan APBN 2026.

Membangun Budaya Baru dalam Birokrasi
Sri Mulyani menegaskan bahwa kebijakan efisiensi belanja akan menciptakan budaya baru dalam birokrasi di seluruh kementerian dan lembaga (K/L). Hal ini diharapkan dapat membawa efisiensi dalam pelaksanaan tugas K/L tanpa mengorbankan pelayanan publik dan target-target yang ingin dicapai.

Pembentukan Rancangan APBN 2026
Meskipun penyusunan rancangan APBN 2026 belum dimulai, Sri Mulyani berharap kebijakan efisiensi yang sedang berjalan dapat membawa perubahan positif dalam pelaksanaan tugas K/L. Belanja bantuan sosial (bansos) dan anggaran pendidikan 20% dari APBN tidak akan terdampak oleh kebijakan efisiensi.

Pentingnya Pemilahan Belanja yang Terdampak
Setelah efisiensi dari semua K/L dikumpulkan, Sri Mulyani akan memilah lagi pos-pos belanja yang terdampak untuk memastikan kepatuhan terhadap konstitusi bisa dijaga. Belanja sosial seperti bansos tidak akan dikurangi sama sekali untuk memastikan pelayanan masyarakat tetap terjaga.

Penutup
Sri Mulyani berterima kasih atas dukungan yang diberikan dan menegaskan pentingnya membangun budaya baru dalam bekerja. Semua langkah efisiensi yang diambil bertujuan untuk menciptakan tata kelola keuangan yang lebih baik dan efisien.

Terima kasih atas perhatiannya.

Efisiensi Belanja APBN 2025: Menteri Keuangan Sri Mulyani Menegaskan Tujuan

Pendahuluan
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah menyatakan tujuan efisiensi belanja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 dalam rapat dengan Komisi XI DPR RI. Tujuan efisiensi ini adalah untuk mempertajam tujuan Asta Cita pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan menjadi landasan dalam penyusunan APBN 2026.

Membangun Budaya Baru dalam Birokrasi
Sri Mulyani menegaskan bahwa kebijakan efisiensi belanja akan menciptakan budaya baru dalam birokrasi di seluruh kementerian dan lembaga (K/L). Hal ini diharapkan dapat membawa efisiensi dalam pelaksanaan tugas K/L tanpa mengorbankan pelayanan publik dan target-target yang ingin dicapai.

Pembentukan Rancangan APBN 2026
Meskipun penyusunan rancangan APBN 2026 belum dimulai, Sri Mulyani berharap kebijakan efisiensi yang sedang berjalan dapat membawa perubahan positif dalam pelaksanaan tugas K/L. Belanja bantuan sosial (bansos) dan anggaran pendidikan 20% dari APBN tidak akan terdampak oleh kebijakan efisiensi.

Pentingnya Pemilahan Belanja yang Terdampak
Setelah efisiensi dari semua K/L dikumpulkan, Sri Mulyani akan memilah lagi pos-pos belanja yang terdampak untuk memastikan kepatuhan terhadap konstitusi bisa dijaga. Belanja sosial seperti bansos tidak akan dikurangi sama sekali untuk memastikan pelayanan masyarakat tetap terjaga.

Penutup
Sri Mulyani berterima kasih atas dukungan yang diberikan dan menegaskan pentingnya membangun budaya baru dalam bekerja. Semua langkah efisiensi yang diambil bertujuan untuk menciptakan tata kelola keuangan yang lebih baik dan efisien.

Terima kasih atas perhatiannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *