Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia Meminta Singapura Untuk Berinvestasi di Indonesia
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia telah menyatakan bahwa izin ekspor listrik bersih dari energi baru terbarukan (EBT) ke Singapura akan diberikan dengan syarat bahwa Singapura harus melakukan investasi di sektor hilirisasi di Indonesia.
Menurut Bahlil, Singapura harus berinvestasi bersama dengan Indonesia karena saat ini Indonesia sedang mendorong hilirisasi. Dia menekankan bahwa izin ekspor listrik belum diberikan kepada Singapura karena Singapura belum memberikan timbal balik kepada Indonesia.
Bahlil menjelaskan bahwa penting untuk mencapai perlakuan yang setara dan berbagi manfaat di kawasan ASEAN. Presiden Prabowo Subianto juga telah meminta untuk lebih memprioritaskan kepentingan dalam negeri terkait dengan ketahanan energi.
Rencana Ekspor Listrik RI ke Singapura
Sebelumnya, rencana ekspor listrik bersih ke Singapura telah dibahas hingga level pimpinan kedua negara. Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong telah membahas rencana tersebut dalam Leaders’s Retreat di Istana Bogor pada April 2024.
Indonesia dan Singapura telah menandatangani MoU terkait listrik pada September 2023. Singapura membutuhkan 4 gigawatt listrik rendah karbon sampai 2035, di mana separuhnya akan dipenuhi dari Indonesia.
Sejak Bahlil menjabat sebagai Menteri ESDM pada Agustus 2024, ia telah mengkaji ulang rencana ekspor listrik bersih. Menurutnya, kebutuhan EBT dalam negeri belum tercukupi sehingga prioritas tetap pada kepentingan nasional.
Dengan berbagai perundingan antara tim Indonesia dan Singapura, diharapkan dapat menemukan format yang baik untuk kerjasama ekspor listrik bersih ke Singapura. Kesepakatan yang mencakup investasi di sektor hilirisasi di Indonesia diharapkan dapat menjadi langkah maju dalam kerjasama energi antara kedua negara.
(Artikel ini disusun berdasarkan berita dari detik.com)
