Berkaca dari Nvidia, Biaya ‘Siluman’ di RI Bikin Investor Kabur ke Vietnam

Investment Competition: Why Indonesia is Losing to Vietnam

Investment competition between countries in Southeast Asia has been fierce, with Indonesia often losing out to Vietnam and other neighboring countries in attracting investors. This was highlighted in the case of the American multinational technology company, Nvidia Corporation.

Indonesia’s struggle to compete with Vietnam was revealed by the Special Advisor to the President on Economic and National Development, Bambang Brodjonegoro. Despite a visit by Nvidia’s founder, Jensen Huang, to Indonesia in November 2024, the company chose to invest in Vietnam instead. Similarly, Apple also chose Vietnam for a significant investment of US$ 15.8 billion, leaving Indonesia behind. So, what are the reasons behind Indonesia’s frequent losses in this competition?

  1. Economic Growth: Vietnam’s economic growth rate above 7% indicates a growing market, attracting investors.
  2. Regulatory Environment: Indonesia faces challenges with bureaucracy and high additional costs, making it less attractive for investors compared to Vietnam.
  3. Regulatory Certainty: Large companies like Nvidia and Apple require regulatory certainty, which Indonesia struggles to provide due to frequent regulatory changes.
  4. Renewable Energy: Indonesia’s transition to renewable energy in industrial areas is lagging behind, unlike Vietnam, which offers clean energy solutions.
  5. Skilled Workforce: Indonesia’s workforce in the hi-tech sector lags behind Vietnam, highlighting the need for vocational training to meet industry demands.
  6. Infrastructure and Logistics: Indonesia’s industrial infrastructure and logistics costs are higher compared to Vietnam, requiring government cooperation to improve facilities.
  7. Tax Policies: Vietnam’s effective tax policies attract foreign investors, while Indonesia’s fiscal reforms are considered less favorable.

    As Indonesia continues to face challenges in attracting investments, addressing these factors could help improve its competitiveness in the global market.

    Penyebab Indonesia Kalah Bersaing dengan Vietnam dalam Investasi

    Persaingan investasi antara negara-negara di Asia Tenggara semakin ketat, dengan Indonesia sering kalah dari Vietnam dan negara tetangga lainnya dalam menarik investor. Hal ini terungkap dalam kasus perusahaan teknologi multinasional Amerika, Nvidia Corporation.

    Kesulitan Indonesia bersaing dengan Vietnam diungkapkan oleh Penasihat Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan Nasional, Bambang Brodjonegoro. Meskipun Pendiri Nvidia, Jensen Huang, mengunjungi Indonesia pada November 2024, perusahaan tersebut memilih untuk berinvestasi di Vietnam. Begitu juga dengan Apple yang memilih Vietnam sebagai tujuan investasi signifikan sebesar US$ 15,8 miliar, meninggalkan Indonesia di belakang. Lalu, apa penyebab di balik kekalahan Indonesia dalam persaingan ini?

  8. Pertumbuhan Ekonomi: Tingkat pertumbuhan ekonomi Vietnam di atas 7% menandakan pasar yang berkembang, menarik minat investor.
  9. Lingkungan Regulasi: Indonesia menghadapi tantangan dengan birokrasi dan biaya tambahan yang tinggi, membuatnya kurang menarik bagi investor dibandingkan Vietnam.
  10. Kepastian Regulasi: Perusahaan besar seperti Nvidia dan Apple membutuhkan kepastian regulasi, yang sulit dipenuhi Indonesia karena seringnya perubahan regulasi.
  11. Energi Terbarukan: Transisi Indonesia ke energi terbarukan di kawasan industri tertinggal, tidak seperti Vietnam yang menawarkan solusi energi bersih.
  12. Tenaga Kerja Terampil: Tenaga kerja Indonesia di sektor hi-tech tertinggal dibandingkan Vietnam, menyoroti perlunya pelatihan vokasi untuk memenuhi tuntutan industri.
  13. Infrastruktur dan Logistik: Infrastruktur industri dan biaya logistik Indonesia lebih tinggi dibandingkan Vietnam, memerlukan kerjasama pemerintah untuk meningkatkan fasilitas.
  14. Kebijakan Pajak: Kebijakan pajak Vietnam yang efektif menarik investor asing, sementara reformasi fiskal Indonesia dianggap kurang menguntungkan.

    Saat Indonesia terus menghadapi tantangan dalam menarik investasi, mengatasi faktor-faktor ini dapat membantu meningkatkan daya saingnya di pasar global.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *