Ekonomi Tidak Baik-baik Saja tapi Bisa Liburan, Rakyat RI Dilanda Fenomena Ini

Liburan di Tengah Daya Beli Turun-PHK Massal

Momen libur panjang di awal tahun 2025 menjadi kesempatan bagi banyak orang untuk bersantai dan menikmati waktu luang. Namun, di tengah kondisi ekonomi yang sedang tidak stabil, banyak orang mengalihkan belanjaan mereka ke hal-hal yang berbau hiburan. Fenomena ini dikenal sebagai experience economy, di mana orang mencari pelarian dari situasi ekonomi sulit dengan menikmati pengalaman hiburan.

Menurut Bhima Yudhistira, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS), pergeseran belanjaan masyarakat ke hiburan saat daya beli menurun dapat memberikan manfaat ekonomi seperti penciptaan lapangan kerja baru dan pengembangan potensi wisata. Namun, ia juga menekankan pentingnya bijak dalam mengelola belanjaan, dengan memprioritaskan kebutuhan pokok terlebih dahulu sebelum mengalokasikan sebagian pendapatan untuk hiburan.

Booming experience economy juga menjadi sorotan Pakar Bisnis Profesor Rhenald Kasali. Dalam momen libur panjang Isra Mikraj dan Imlek, tempat-tempat hiburan dipadati pengunjung, meskipun kondisi ekonomi sedang tidak stabil. Hal ini menggambarkan fenomena lipstick effect, di mana gaya konsumsi masyarakat berubah saat kondisi ekonomi tertentu.

Rhenald menyoroti bahwa masyarakat selalu mencari kemewahan yang terjangkau, seperti liburan di tempat-tempat dekat yang masih memberikan pengalaman menyenangkan tanpa harus mengeluarkan biaya besar. Hal ini mencerminkan adaptasi konsumen dalam menghadapi kondisi ekonomi yang sulit.

Dalam menghadapi booming experience economy, penting bagi masyarakat untuk tetap bijak dalam mengelola keuangan, tidak terlalu tergiur untuk menghabiskan uang demi hiburan semata. Prioritaskan kebutuhan pokok dan alokasikan sebagian pendapatan untuk tabungan dan investasi, sebelum memutuskan untuk menghabiskan uang untuk pengalaman hiburan. Dengan sikap bijak ini, masyarakat dapat menikmati liburan dan hiburan tanpa harus membebani diri dengan hutang.

Dengan begitu, liburan di tengah daya beli turun dan PHK massal bisa tetap dinikmati tanpa harus mengorbankan stabilitas keuangan pribadi. Semoga artikel ini dapat memberikan sudut pandang yang lebih dalam mengenai fenomena experience economy dan pentingnya mengelola keuangan dengan bijak. Selamat menikmati liburan!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *