Jerman Mengklaim Kapal Perangnya Disabotase saat Kekhawatiran Meningkat bahwa Rusia Sedang Melancarkan Perang Hibrida

Pejabat Angkatan Laut Jerman Mengatakan Kapal Perangnya Disabotase

Pada hari Selasa, pejabat angkatan laut Jerman mengungkapkan bahwa “lebih dari satu” kapal perangnya baru-baru ini mengalami sabotase.

Sehari sebelumnya, laporan lokal menyebutkan bahwa sebuah kapal kelas korvet telah ditumpahkan serpihan logam ke dalam sistem mesinnya.

Tanpa menuduh pihak tertentu secara eksplisit, kepala angkatan laut Jerman memperingatkan tentang ancaman yang meningkat dari Rusia.

Inspektur Angkatan Laut Jerman: “Lebih dari Satu Unit” Terlibat dalam Sabotase

Laksamana Madya Jan Christian Kaack, inspektur angkatan laut Jerman, mengatakan dalam konferensi pers pada hari Selasa bahwa kerusakan melibatkan “lebih dari satu unit.”

Kaack juga menyebutkan adanya upaya perampokan di pangkalan-pangkalan angkatan laut Jerman melalui darat dan laut, serta dia berbicara tentang “upaya mendekati” personel berseragam ketika mereka pulang ke rumah.

Peringatan Umum tentang Ancaman dari Rusia

Laksamana madya tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang upaya sabotase atau secara eksplisit menyebutkan siapa yang ada di baliknya. Namun, Kaack mengeluarkan peringatan umum tentang Moskow saat berbicara dengan wartawan.

“Ancaman yang meningkat dari Rusia lebih mendesak pada awal tahun 2025 daripada dua tahun yang lalu,” katanya.

Laporan Sabotase di Galangan Kapal Hamburg

Komentar Kaack mengikuti laporan yang dipublikasikan pada hari Senin oleh media lokal Süddeutsche Zeitung, yang mengatakan bahwa polisi Jerman sedang menyelidiki insiden di galangan kapal Hamburg di mana beberapa puluh kilogram serpihan logam ditumpahkan ke dalam sistem mesin kapal kelas korvet.

Berdasarkan laporan bersama dari broadcaster WDR dan NDR, korvet tersebut merupakan kapal baru bernama “Emden” yang sedang menunggu pengiriman kepada militer Jerman.

Gelombang Kedua Pandemi COVID-19: Negara-negara Eropa Kembali Lockdown

Seiring dengan melonjaknya kasus COVID-19 di seluruh Eropa, negara-negara di benua tersebut mulai memberlakukan lockdown untuk mengendalikan penyebaran virus. Tindakan ini diambil sebagai upaya untuk melindungi kesehatan masyarakat dan mencegah sistem kesehatan kolaps.

Prancis, Jerman, Italia, dan Spanyol adalah beberapa negara yang telah mengumumkan lockdown baru dalam beberapa minggu terakhir. Langkah-langkah ini melibatkan penutupan sekolah, bisnis non-esensial, dan pembatasan pergerakan warga.

Lonjakan Kasus COVID-19

Negara-negara Eropa mengalami lonjakan kasus COVID-19 setelah musim panas yang relatif tenang. Varian baru virus corona telah menyebabkan peningkatan tajam dalam jumlah infeksi, membuat sistem kesehatan di beberapa negara berada di ambang kelelahan.

Prancis, yang telah menjadi salah satu negara terdampak paling parah di Eropa, telah mengumumkan lockdown nasional untuk kedua kalinya sejak pandemi dimulai. Langkah ini diambil setelah jumlah kasus harian melebihi rekor tertinggi sejak pandemi dimulai.

Upaya Pemerintah

Pemerintah negara-negara Eropa telah mengambil langkah tegas untuk mengendalikan penyebaran virus. Mereka memperketat protokol kesehatan, meningkatkan kapasitas tes dan pelacakan kontak, serta mempercepat program vaksinasi.

Meskipun langkah-langkah ini diambil untuk melindungi masyarakat, keputusan lockdown juga menimbulkan dampak ekonomi yang signifikan. Bisnis kecil dan menengah terutama rentan terhadap penurunan pendapatan dan potensi tutup usaha.

Outlook Masa Depan

Dengan munculnya varian baru dan peningkatan kasus COVID-19, negara-negara Eropa dihadapkan pada tantangan besar dalam mengendalikan pandemi. Kepatuhan terhadap protokol kesehatan dan percepatan program vaksinasi diharapkan dapat membantu mengurangi dampak negatif dari gelombang kedua ini.

Sementara itu, masyarakat di seluruh Eropa diingatkan untuk tetap waspada dan mematuhi aturan yang ditetapkan pemerintah guna memutus rantai penyebaran virus. Hanya dengan kerjasama dan disiplin bersama, kita dapat melawan pandemi ini dan melindungi kesehatan kita bersama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *